hewan yang beradaptasi dengan lingkungan gurun adalah

Adaptasijuga bisa berupa perilaku, yang memengaruhi cara organisme merespons lingkungannya. Contoh adaptasi struktural adalah cara beberapa tanaman beradaptasi dengan kehidupan di gurun yang kering dan panas. Tanaman yang disebut sukulen telah beradaptasi dengan iklim ini dengan menyimpan air di batang dan daunnya yang pendek dan tebal. Salahsatu penghuni lucu dari gurun adalah landak gurun, ditemukan di Afrika dan Timur Tengah. Beradaptasi untuk hidup di padang pasir dan belukar kering, spesies landak ini adalah salah satu yang terkecil, dengan panjangnya yang hanya mencapai antara 6-11 inci. Mereka bertahan dari panas dengan tinggal di liang dan berburu pada malam hari. Wie Kann Ich Ein Mann Kennenlernen. Adaptasi hewan gurun pasir. Gurun pasir adalah salah satu tempat yang paling tidak ramah di bumi, yang menghalau banyak manusia dan sebagian besar spesies hewan yang ditemukan di seluruh dunia. Namun sejumlah hewan melakukan adaptasi yang paling mengejutkan dan mengesankan untuk hidup di area seekstrem gurun pasir atau padang pasir. Dalam artikel ini, kami membahas beberapa hewan yang bisa memanfaatkan lingkungan gurun yang keras, bertahan hidup dan bahkan berkembang melalui adaptasi fisik, perilaku, dan biokimia yang luar biasa. Cara Adaptasi Hewan Gurun Cara Adaptasi Hewan Gurun1. Boa Pasir Kenya2. Sandfish3. Unta4. Kucing Pasir5. Kura-kura Gurun6. Kecoa Gurun7. Burung-burung kaktus8. Kadal berduri9. Viper Gurun10. Burung Roadrunner Hewan gurun perlu beradaptasi dengan panas yang hebat dan kekurangan air serta tempat berlindung. Banyak hewan gurun pasir atau hewan padang pasir yang hanya aktif pada malam hari saat suhu lebih dingin. Hewan lain menggali di siang hari untuk menghindari kondisi yang keras di siang hari. Mari kita simak bersama! 1. Boa Pasir Kenya Ular boa pembelit dikenal sebagai penghuni hutan hujan, tetapi spesies boa pasir adalah boa baru yang telah menaklukkan gurun alih-alih bertahan di lingkungan yang lebih lembab. Salah satu spesies boa terkecil di dunia, boa pasir Kenya- Kenyan Sand Boa Gongylophis colubrinus, sebagian besar hidupnya terkubur di bawah permukaan pasir gurun atau secara harfiah hidup di bawah batu. Di pagi dan sore yang sejuk saat sinar matahari gurun yang terik memudar, ular boa pasir Kenya muncul dari sarangnya untuk melacak, menaklukkan, mencekik, dan akhirnya memakan mangsanya secara utuh. Gaya hidup spesies ini yang tinggal di pasir telah memunculkan beberapa adaptasi perilaku yang luar biasa terkait dengan kawin dan makan saat ular berinteraksi dengan lingkungan gurunnya. Adaptasi hewan gurun pasir yang satu ini Mata dan lubang hidung boa pasir Kenya diposisikan di kepala sedemikian rupa sehingga membatasi intrusi debu ke area sensitif ini. Mampu hidup lebih dari satu tahun tanpa makanan, spesies ini memanfaatkan pasir untuk keuntungannya saat berburu dengan dua cara. Pertama, ular boa berbaring di bawah pasir, menangkap mangsa saat bergerak melewati ular yang tersembunyi. Kedua, mangsa kecil bisa dibunuh dengan diseret ke bawah pasir sampai mati lemas di butiran halus sebelum dikonsumsi. 2. Sandfish Bukan ikan melainkan kadal, sandfish Scincus scincus adalah spesies skink khas yang berasal dari lingkungan gurun Afrika Utara dan Asia Barat Daya. Berukuran panjang 15 cm dengan warna cokelat yang membantu kadal berbaur dengan gurun, reptil yang tampak lembut ini sebenarnya adalah spesimen luar biasa dari satwa liar yang tangguh dan beradaptasi dengan gurun. Sandfish dinamai berdasarkan kemampuannya untuk benar-benar berenang melalui pasir gurun, memungkinkan pergerakan yang efisien dan tampaknya menyelamatkannya dari sengatan sinar matahari yang paling keras dengan berada di pasir alih-alih selalu di atasnya. Mampu berjalan di bawah pasir dengan kecepatan tinggi, sandfish menggerakkan kaki mereka dengan cara yang sebanding dengan gerakan merangkak ala perenang manusia saat mereka bermanuver dan mendorong diri di antara butiran. Gaya hidup berenang di pasir membutuhkan serangkaian adaptasi khusus lebih lanjut. Sandfish memiliki kulit yang halus dan berkilau dengan sisik yang bersinar dan tampak hampir seperti ikan karena kilapnya, tanpa lendir tentu saja karena reptil memiliki kulit kering. Adaptasi hewan gurun pasir yang satu ini yaitu ketangguhan kulit merekamemungkinkan sandfish untuk berdesir dan berbelok melewati pasir gurun berbasis silika yang sangat abrasif yang akan merontokkan lapisan pelindung banyak makhluk lain dalam waktu singkat. Sisik menutupi bukaan telinga, dan sisik kelopak mata transparan melindungi penglihatan sandfish dari butiran pasir. 3. Unta Unta memiliki banyak sifat adaptif untuk kehidupannya di gurun. Mereka memiliki kaki yang lebar untuk berjalan di pasir. Mereka memiliki bulu mata yang panjang dan lubang hidung tipis yang bisa mereka tutup untuk melindungi mereka dari hembusan pasir. Unta telah beradaptasi untuk bertahan hidup dalam waktu lama tanpa air dan makanan. Mereka memiliki usus besar yang sangat panjang yang menyerap setiap tetes air terakhir dari makanan yang mereka makan. Dalam perjalanan jauh, lemak di punuknya akan terurai untuk memasok tubuh mereka dengan energi yang dibutuhkannya. Di akhir perjalanan yang sulit, punuk mereka mungkin tergeletak miring, dikosongkan dari lemak yang mengisinya. Ketika unta akhirnya mendapat air, unta dapat minum dalam jumlah besar dengan sangat cepat untuk mengisi kembali dirinya sendiri, tetapi akan membutuhkan sedikit waktu untuk makan yang cukup untuk membangun kembali punuknya. Sifat adaptif ini semuanya adalah adaptasi fisik. Adaptasi hewan gurun pasirnya adalah perilaku yang membuat unta terkenal adalah reaksi mereka terhadap pendekatan ancaman – mereka meludah! Unta adalah hewan pemamah biak. Ini berarti mereka memiliki beberapa kompartemen perut di mana makanan keras, kering, dan berumput perlu difermentasi dan diuraikan oleh bakteri khusus. Kemudian mereka memuntahkannya dan mengunyahnya lagi. Perilaku ini mungkin terdengar menjijikkan, tetapi ini memungkinkan unta untuk hidup di habitat di mana hewan lain, seperti kuda, akan kelaparan. Makanan mereka adalah apa yang mereka ludahkan ketika stres dan karena dicerna sebagian, baunya pun tidak enak. Ini membuat predator tidak bisa terlalu dekat – dan juga manusia! 4. Kucing Pasir Kucing pasir menyerupai kucing rumahan dan menonjol sebagai satu-satunya spesies kucing yang dapat diklasifikasikan dengan benar sebagai penghuni gurun sejati. Kucing pasir, Felis margarita, berasal dari Afrika Utara, Asia Barat Daya, dan Asia Tengah. Dengan tinggi 24-30 cm, kucing pasir ini memiliki berat 1-3 kilogram dan hadir dengan rangkaian adaptasi sempurna yang membuat hewan ini mampu secara unik menangani tantangan kehidupan gurun. Kucing pasir memiliki cakar empuk khusus yang ditutupi dengan bulu panjang dan keras yang melindungi kaki mereka dari pasir panas dan juga membantu menopang berat badannya di antara butiran pasir yang bergerak, mencegah kucing tenggelam. Mata ekstra besar membantu kucing pasir dalam melihat mangsa, sementara telinga besar mengumpulkan suara yang tidak terdengar baik di lingkungan gurun yang kering. Bulu tebal memainkan peran penting dalam mengisolasi kucing dari kondisi musim panas terpanas dan melindunginya dari hipotermia selama malam gurun yang dingin; gurun terpanas akan menjadi sangat dingin di malam hari karena kurangnya kelembaban untuk menahan panas. Beberapa adaptasi fisik dan perilaku yang menarik semakin menentukan kehidupan unik kucing pasir. Dilengkapi dengan cakar tumpul yang tidak dapat ditarik sepenuhnya, kucing pasir merayap rendah ke tanah, hampir tidak meninggalkan jejak dan menghindari luka bakar karena bulu tebal di kaki mereka. Mengubur diri di pasir atau bersembunyi di bawah semak-semak, kucing-kucing ini akan tertutup dan senyap, menghadirkan kesulitan bagi ahli biologi yang ingin mempelajarinya. Sayangnya, kucing pasir diklasifikasikan sebagai “hampir terancam” karena peningkatan predasi, kekeringan, hilangnya habitat, dan penganiayaan manusia terhadap sepupu kucing domestik yang luar biasa ini. 5. Kura-kura Gurun Sementara sejumlah besar reptil bercangkang hidup di lingkungan hutan basah, rawa, dan samudra terbuka, chelonian juga telah menaklukkan gurun. Berasal dari gurun pasir di barat daya Amerika Serikat, kura-kura gurun Gopherus agassizii, dan kerabat dekatnya yang baru saja terpisah, kura-kura gurun Morafka Gopherus morafkai, menjadi contoh adaptasi yang luar biasa terhadap iklim gurun. Meskipun hewan-hewan tersebut terlihat seperti padanan biologis batuan, mereka memiliki rahasia untuk bertahan hidup yang tersembunyi di dalam cangkang yang keras dan kering kapasitas penyimpanan air yang luar biasa. Kura-kura gurun memiliki adaptasi fisik yang mengesankan namun khas yang memungkinkan peningkatan manajemen air. Adaptasi ini datang dalam bentuk kandung kemih besar yang dapat membawa air ekstra. Dalam kandung kemih yang berevolusi khusus ini, kura-kura gurun dapat membawa lebih dari 40 persen beratnya dalam bentuk urea, asam urat, limbah berbasis nitrogen, dan air. Dalam kondisi basah, kura-kura mengeluarkan kotoran dan minum air ekstra untuk disimpan di kandung kemih mereka. Akibatnya, mengagetkan kura-kura gurun dapat terbukti sangat berbahaya bagi kelangsungan hidupnya, menyebabkannya membuang cadangan airnya karena mereka akan buang air kecil karena rasa takut. Dengan kaki belakang yang tebal dan kaki depan yang lebih rata, kura-kura gurun lebih mudah berjalan di pasir. Faktanya, kaki yang kuat ini digunakan untuk melakukan adaptasi perilaku yang cerdik. Kura-kura gurun menggali lubang di tanah untuk menampung air hujan sebelum diminum dan menyimpan air di kandung kemih mereka. 6. Kecoa Gurun Kecoa gurun memiliki beberapa adaptasi menawan yang melengkapinya dengan sangat baik untuk kehidupan gurun. Menemukan cara inovatif untuk mengumpulkan atau menyimpan air adalah ciri khas dari adaptasi evolusioner gurun. Dalam kasus kecoak gurun, sepasang kandung kemih kecil terletak di mulut. Ini bekerja dengan cara mengkondensasi air yang tersedia dari uap air di udara dan kemudian mengirimkannya kembali ke kecoa. Jika tidak ada penyumbatan, kandung kemih ini akan berfungsi dan memberikan kelembapan pada kecoa. Kecoa betina nokturnal tidak bersayap dan menghabiskan waktu di liang pada siang hari untuk menghindari cahaya. Sebaliknya, kecoa jantan bersayap diurnal lebih terlihat seperti kecoak normal dan tertarik pada sumber cahaya. Sebagai hewan gurun pasir, mereka juga bukan merupakan hama karena nyaris tidak hidup bersama dengan manusia dibandingkan banyak spesies kecoa lainnya. Memakan akar tanaman gurun memungkinkan kecoa gurun bertahan hidup sambil tetap bersembunyi, jauh dari sengatan matahari dan predator. 7. Burung-burung kaktus Hutan dengan vegetasinya dan umumnya tingkat kelembapan yang lebih tinggi menciptakan keragaman struktural dan tipe relung ekologis yang dibutuhkan oleh sekumpulan burung mengesankan yang memanfaatkan pepohonan dengan segala cara yang dapat dibayangkan. Gurun pasir mungkin tampak sangat berlawanan dengan kondisi di mana burung hutan berkembang biak. Tapi yang luar biasa, gurun yang relatif tidak berair ini mendukung struktur ekologis yang setara dalam bentuk kaktus saguaro raksasa yang menunjang kehidupan beberapa burung sekaligus. Burung pelatuk Gila mengebor ke dalam batang kaktus yang menyerupai pohon hutan, berlindung dan bersarang di ruang itu. Pada gilirannya, burung hantu kecil yang dikenal sebagai burung hantu peri hidup dan bersarang di rongga batang dan lubang mirip pohon kaktus raksasa. Secara keseluruhan, kita melihat adanya potensi ekosistem hutan yang benar-benar didukung kaktus di gurun. Jika itu belum cukup, banyak burung penyanyi kecil bertengger dan bersarang di antara tegakan kaktus. Burung wren Amerika Utara yang terbesar dan paling mengesankan, wren kaktus, mengkhususkan diri dalam kehidupan di antara kaktus, bahkan memakan buahnya, berbeda dengan wrensemak, rawa, dan hutan yang memakan artropoda yang lebih kecil dan hampir eksklusif. 8. Kadal berduri Cara biasa untuk mendapatkan air adalah minum melalui mulut dan cara terbaik untuk mendapatkan air di gurun adalah mengakses oasis atau memakan tanaman sukulen atau mangsa, betapapun langka sumber daya tersebut. Namun penelitian ilmiah telah menunjukkan bahwa metode pengumpulan air lain yang sangat cerdik dan maju secara biologis untuk rehidrasi internal telah berkembang di antara kadal tertentu. Melalui pemeriksaan terhadap struktur sisik dan kulit kadal berduri Australia dan kadal bertanduk Texas, adaptasi fisiologis yang aneh telah ditemukan. Kulit kadal mencegah kehilangan air dan juga menahan air masuk melalui kulit, tetapi cara baru di mana kulit kadal membantu pengumpulan air secara presisi telah dikembangkan. Melalui proses yang disebut “akuisisi air kulit” seperti yang dijelaskan dalam kasus kadal berduri Australia, kadal ini menggunakan miniatur saluran seperti tabung untuk menyerap dan kemudian mengarahkan air dari titik kontak secara kumulatif ke mulut kadal. Setelah mencapai sudut mulut kadal yang agak berlekuk, air kemudian disedot dan dikonsumsi. Melalui adaptasi ini, kadal berduri – Thorny devil Moloch horridus dapat memusatkan air yang dikumpulkan dari curah hujan, pasir lembab, dan genangan air yang kadang-kadang ditemukan. 9. Viper Gurun Viper gurun bertanduk hidup di gurun. Mereka biasanya mengubur diri di pasir agar tetap sejuk di tengah panasnya gurun. Mereka menahan musim dingin di liang hewan pengerat atau kadal yang sedang menggali. Mereka biasanya bergerak dengan tubuh di depan kepala untuk menjauhkan sinar matahari dari wajah mereka, menggunakan tubuh mereka sebagai dinding. Mereka biasanya berburu pada malam hari. Ular ini diberi nama demikian karena adanya dua tanduk yang mencuat di atas kepala mereka. “Tanduk” pada ular berbisa ini dapat membantu melindungi matanya dari cedera atau mungkin hanya berkontribusi pada kamuflase ular. Viper gurun bertanduk dapat menggali dengan cepat ke dalam pasir dengan gerakan menyamping yang cepat dari tubuhnya, hanya menyisakan kepala dan mata yang terlihat. Namun di lingkungan alaminya, pasir gembur mungkin tidak tersedia dan ular tersebut kemudian akan bersembunyi di bawah batu atau di liang hewan lain. Adaptasi hewan gurun pasir warna ular ini membantu menyamarkannya dengan pasir atau tanah berbatu, terutama jika terkubur sebagian. Mereka adalah pemburu penyergap, mengintai diam-diam dalam posisi setengah terkubur sampai kadal atau hewan pengerat yang tidak waspada datang dalam jangkauan, dan kemudian menerjang dengan cepat untuk menangkap mangsanya. Meskipun ini bukan ular derik, viper gurun dapat mengeluarkan suara dengan menggesekkan sisiknya satu sama lain. Racunnya bersifat hemotoksik. 10. Burung Roadrunner Meminum urin sebagai upaya terakhir untuk bertahan hidup mungkin dikenal sebagai pilihan bagi manusia di gurun, tetapi burung roadrunner besar memiliki pendekatan yang sangat aneh untuk bertahan hidup di gurun. Salah satu cara utama badan roadrunner mengelola cadangan air pasti akan membuat jijik sekaligus mengejutkan para naturalis. Hewan ini menggunakan air dan reabsorpsi dari kotorannya. Setelah makan, sistem pencernaan roadrunner mengambil air dari kotorannya saat masih berada di saluran ekskresi. Sebelum dikeluarkan, air ditarik kembali melalui proses fisiologis yang berkembang, dan baru kemudian feses dikeluarkan. Proses penyerapan dicapai melalui proyeksi vili di bagian saluran usus, yang menyerap air melalui pembuluh darah. Setelah penyerapan dari kotoran melalui pembuluh darah dilakukan, air diangkut dari vili ke aliran darah burung. Meskipun adaptasi ini membantu kelangsungan hidupnya, satu adaptasi mungkin tidak cukup. Jadi roadrunner memiliki dua adaptasi manajemen air yang lebih mengesankan. Salah satunya adalah berburu mangsa yang menyediakan air melalui jaringan dan darah setelah dikonsumsi. Cara lainnya adalah mengeluarkan garam berlebih melalui kelenjar yang terletak di atas mata burung. Kelenjar desalinasi seperti itu biasanya ditemukan pada burung laut, bukan pada burung darat. Adaptasi adalah jalan menuju sebuah keberlangsungan kehidupan organisme dari satu generasi ke generasi lainnya. Dalam adaptasi, semua organisme hidup akan mencari cara bagaimana mereka dapat selamat di alam, sehingga mereka dapat menjadi penyintas di alam liar dan dapat menjaga populasi tentu menjadi puncak di rantai ekosistem karena manusia dapat beradaptasi dengan sangat baik di alam. Bahkan, manusia sudah dapat menciptakan berbagai macam alat dan teknologi untuk mendukung adaptasinya terhadap lingkungan adaptasi dalam dunia hewan juga terkadang terlihat sangat ekstrem dan unik. Mereka memiliki cara tersendiri dalam menjaga keberlangsungan kehidupan mereka di alam liar. Hewan-hewan apa saja yang memiliki adaptasi sangat ekstrem di alam liar? Bagaimana cara mereka dalam beradaptasi? Yuk, dibaca artikelnya hingga Selain dapat minum air dalam jumlah banyak, unta juga dapat mengonsumsi kaktus sebagai adalah salah satu spesies hewan yang mampu hidup dengan baik di padang gurun yang sangat tandus. Cara mereka dalam beradaptasi juga cukup ekstrem. Biasanya mereka dapat minum sebanyak 100 hingga 200 liter air dalam sekali waktu. Jika biasanya organisme lainnya akan dehidrasi dan mati jika kekurangan air di atas 15 persen, unta cukup kuat karena masih dapat bertahan meskipun kehilangan 40 persen air dalam lemak dalam tubuh unta juga cukup banyak karena disimpan dalam punuknya. Cadangan lemak inilah yang dapat dikonversi menjadi air jika memang dibutuhkan. Faktor evolusi alami sangat berperan di sini. Air yang dihasilkan dari cadangan lemak tersebut merupakan hasil dari respirasi oksidasi cukup sampai di sana, dalam adaptasi yang sangat ketat, ternyata unta sanggup mengonsumsi kaktus sebagai makanannya, seperti dicatat dalam laman National Geographic. Hal ini dapat dilakukan oleh unta karena unta memiliki permukaan keras di dalam mengunyah dan menelan kaktus pun juga ternyata sangat khusus. Unta tidak serta-merta menelan begitu saja kaktus-kaktus tersebut, melainkan dilembutkan dan ditelan dengan cara yang khusus sehingga duri kaktus tak akan melukai tenggorokan mereka. Sumber makanan di padang gurun memang sangat sedikit. Itu berarti akan memaksa unta untuk beradaptasi dengan sangat esktrem demi kelangsungan hidup Aligator masih dapat selamat meskipun mereka membeku di tengah cuaca adaptasi yang dapat dilakukan spesies aligator Amerika mungkin terdengar gila dan tidak masuk akal. Ya, mereka dapat tetap hidup meskipun mereka dalam kondisi membeku. Seperti ditulis dalam laman Live Science, aligator-aligator yang hidup di tengah cuaca ekstrem harus memikirkan bagaimana caranya agar mereka tetap hidup meskipun mereka membeku di tengah mereka memiliki cara yang cukup unik, yakni mengarahkan moncongnya ke atas supaya tetap mendapatkan asupan oksigen yang cukup selama mereka membeku di dalam air. Meskipun suhu yang membekukan air termasuk jarang terjadi, namun cara adaptif yang dilakukan oleh aligator Amerika cukup cerdik untuk mengakali ganasnya oksigen yang cukup, mereka masih tetap hidup dalam waktu yang lama, meskipun air yang mereka tinggali sudah dalam keadaan membeku. Cara adaptasi ketat ini dinamakan brumasi, yakni melambatnya metabolisme tubuh reptil karena cuaca yang sangat dingin dan bahkan lagi, dalam metode brumasi, aligator tahan tidak makan selama 5 bulan. Mereka akan benar-benar menurunkan metabolisme sampai titik terendah. Setelah suhu berangsur kembali normal, aligator langsung berjemur di bawah sinar Matahari dan berburu mangsa seperti biasanya. Baca Juga 7 Fakta Unik tentang Ekor Hewan, Ada Hewan yang Berekor Enam 3. Rusa dapat beradaptasi dengan metode imobilitas tonikUnsplash/Simon GreenwoodBerbeda dengan manusia, imobilitas tonik dalam dunia hewan berarti metode melumpuhkan organ tubuh untuk sementara waktu supaya predator pergi menjauh. Metode ini juga dikenal dengan sebutan thanatosis alias berpura-pura mati dan membuat tubuh layaknya bangkai yang tak layak untuk dengan hewan lainnya, kemampuan thanatosis pada rusa lebih mengagumkan. Rusa, terutama subspesies ekor putih, memiliki kemampuan untuk berpura-pura mati sampai seolah tubuhnya menjadi bangkai. Mereka akan melambatkan denyut jantung sampai nyaris tak mereka akan mengeluarkan bau busuk melalui urine dan kotoran yang mereka keluarkan sesaat setelah mereka melakukan imobilitas tonik. Laman sains NCBI mencatat bahwa perilaku adaptif ini bisa dilakukan oleh beberapa spesies hewan untuk terhindar dari ancaman predator seperti harimau, singa, dan serigala tak akan tertarik dengan bangkai. Mereka lebih menyukai hewan buruan yang segar. Itu sebabnya, thanatosis dilakukan sebagai cara terakhir yang dilakukan oleh hewan "lemah" untuk mengelabui Kelelawar sebagai spesies pembawa virus paling sukses di dunia hewanUnsplash/Thomas LipkeKelelawar merupakan spesies mamalia yang dapat terbang dan mereka cukup kebal dengan berbagai macam virus di tubuhnya. Itu sebabnya, kelelawar juga dikenal sebagai carrier atau pembawa virus paling sukses dalam dunia fauna. Science Mag dalam lamannya menjelaskan bahwa kelelawar sudah kebal terhadap berbagai macam penyakit sejak 65 juta tahun tersebut merupakan salah satu cara adaptasi paling genius yang pernah ada dalam dunia fauna. Evolusi selama puluhan juta tahun membuat DNA dan genetik dari kelelawar dapat kebal terhadap berbagai macam virus dan bakteri jahat. Di sisi lain, hal ini dapat membahayakan bagi organisme lainnya karena kelelawar terkenal aktif dan memiliki jangkauan jelajah yang cukup dapat hidup normal dengan banyak virus ditubuhnya, kelelawar juga dapat bertahan hidup di seluruh wilayah dunia, kecuali Antarktika. Terhitung beberapa virus mematikan bisa ada dalam tubuh kelelawar, di antaranya rabies, virus corona, ebola, marburg, dan masih banyak Jika ditanya hewan apakah yang memiliki adaptasi paling hebat? Maka jawabnya adalah hidup tanpa oksigen dalam kurun waktu cukup lama, ditambah bisa bertahan hidup di dalamnya samudra. Jika belum cukup, mereka juga dapat hidup dalam suhu yang sangat panas dan bahkan suhu membeku, maka jawabnya hanya tardigrada. Spesies yang satu ini bahkan dinobatkan sebagai spesies paling kuat yang pernah ada di American Scientist mencatat bahwa meskipun berukuran sangat kecil, namun dengan cahaya yang cukup, spesies ini dapat dilihat tanpa bantuan alat bantu. Dengan ukuran tubuhnya yang sangat kecil, tidak membuat hewan yang dijuluki sebagai beruang air tersebut tardigrada termasuk spesies paling ekstrem yang pernah ada di Bumi. Bahkan, tardigrada mampu hidup dengan baik di luar angkasa hampa udara dalam beberapa hari. Hal ini disebabkan oleh evolusi yang terjadi pada tardigrada selama jutaan tahun. Tidak ada organ tubuh yang berubah secara drastis antara tardigrada purba dengan tardigrada lima spesies hewan yang memiliki perilaku adaptasi luar biasa. Ternyata, adaptasi mereka benar-benar ekstrem dan unik, ya! Baca Juga 7 Fakta Indra Pendengaran Hewan, Ada yang Mendengar Pakai Kaki IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis. - Rabies adalah penyakit mematikan yang disebabkan oleh virus yang menyerang sistem saraf. Virus tersebut disekresikan dalam air liur dan biasanya ditularkan ke manusia melalui gigitan dari hewan yang terinfeksi. Dalam kasus yang jarang terjadi, rabies ditularkan ketika air liur dari hewan rabies bersentuhan dengan luka terbuka pada kulit atau mata, hidung, atau mulut seseorang. Hewan apa yang bisa terkena rabies? Dilansir dari American Veterinary Medical Association AVMA, semua mamalia dapat terinfeksi dan menularkan rabies. Dalam beberapa tahun terakhir, kucing menjadi hewan peliharaan paling umum yang terinfeksi rabies. Pasalnya, banyak pemilik kucing yang tidak memvaksinasi kucingnya hingga kucing terpapar rabies dari satwa lain. Baca juga Bagaimana Diagnosis dan Pengobatan Penyakit Rabies?Rabies juga terjadi pada anjing dan sapi dalam jumlah yang signifikan dan, meskipun tidak umum, telah didiagnosis pada kuda, kambing, domba, babi, dan musang. Dengan demikian, semua mamalia rentan terhadap rabies. Tanda-tanda rabies pada anjing Melansir Ayo Sehat Kementerian Kesehatan Kemenkes RI, berikut adalah beberapa tanda rabies pada anjing yang perlu diwaspadai. Tipe ganas Suara menjadi parau Menggigit dan menyerang apa saja yang bergerak atau yang dilihat Lari tanpa tujuan Lupa pulang Terus berkelahi Ekor berada diantara dua paha Kejang-kejang yang disusul kelumpuhan Biasanya mati dalam 4-7 hari setelah gejala pertama muncul Tipe tenang Bersembunyi di tempat gelap dan sejuk Tidak mampu menelan Mulut terbuka Air liur keluar berlebihan Kejang-kejang yang berlangsung singkat, bahkan sering tidak terlihat Kelumpuhan Kematian yang terjadi dalam waktu singkat Baca juga Apa Saja Gejala Rabies Setelah Digigit Anjing yang Terinfeksi? Menurut PetMD, langkah terbaik yang dapat kita ambil untuk melindungi anjing peliharaan, diri sendiri, dan orang lain dari rabies adalah memvaksinasi hewan peliharaan secara rutin. Jika semua anjing di lingkungan telah divaksinasi, maka virus rabies tidak dapat menyebar ke populasi peliharaan. Sebagai pemilik hewan yang bertanggung jawab, melindungi anjing dari rabies adalah salah satu hal termudah dan paling efektif yang dapat dilakukan untuk mereka. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Mari bergabung di Grup Telegram " News Update", caranya klik link kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel. Gurun adalah salah satu tempat paling ekstrem di dunia. Karena itu, hewan maupun tumbuhan yang hidup di sana harus memiliki kemampuan adaptasi yang istimewa. Tanpa menyesuaikan diri, makhluk hidup mana pun pasti akan mati karena lingkungan gersang maupun suhu yang luar biasa panas di banyak macam adaptasi yang dilakukan hewan untuk bisa bertahan hidup di gurun. Salah satu yang paling terkenal adalah unta, yang beradaptasi dengan menyimpan cadangan lemak di ada banyak jenis adaptasi lain yang terbilang lebih unik, seperti misalnya 5 hewan Ular berjalan ke samping dengan membentuk huruf S hewan yang berjalan menggunakan perutnya seperti ular, berjalan di atas pasir yang panas pasti bukan merupakan hal favorit. Karena itu berarti perut mereka harus langsung bersentuhan dengan pasir untuk menyiasati hal itu, berbagai jenis ular yang hidup di padang pasir menggunakan teknik berjalan khusus. Seperti yang bisa kamu lihat dalam video di atas, mereka bukannya berjalan ke depan tapi justru bergerak ke arah samping sambil membentuk huruf S. Teknik ini disebut sidewinding dalam bahasa Sciencing, tujuan ular menggunakan teknik itu adalah untuk meminimalkan kontak dengan pasir yang panas. Selain itu, gerakan ke samping juga mempermudah gerakan mereka di atas Tupai tanah pakai payung supaya tidak berjalan di bawah sinar matahari yang sangat panas, umumnya kita akan membutuhkan pelindung seperti topi atau payung. Tentu, hewan tidak punya topi atau payung, tapi ada satu jenis hewan yang memakai prinsip yang sama supaya tidak kepanasan. Itu adalah tupai tanah berjubah Xerus inaurus.Tupai ini mendapat namanya karena memiliki ekor yang panjang berbulu seperti jubah. Apa fungsi ekornya itu? Laman Animal Diversity menyebut bahwa ketika berada di bawah terik matahari, tupai ini akan mengangkat ekornya tinggi-tinggi dan menggunakannya seperti payung. Unik bukan? Baca Juga 8 Ikan Ini Ternyata Mampu Memangsa Hewan Darat 3. Javelina makan kaktus yang dipenuhi duri yang gersang sama sekali bukan tempat yang tepat bagi hewan untuk pilih-pilih makanan, karena makanan sangat sulit didapat. Namun sayangnya tanaman yang ada seringkali hanyalah kaktus yang dipenuhi duri tajam. Tapi bagi javelina, hal itu ternyata bukan atau disebut juga pekari adalah hewan mirip babi yang tergabung dalam famili Tayassuidae. Mereka tersebar mulai dari hutan hujan hingga kawasan gersang di Amerika Selatan dan Utara. Bagi mereka hidup di tempat yang gersang pun sama sekali bukan masalah karena mereka punya adaptasi yang luar javelina bervariasi mulai dari buah-buahan, akar-akaran, bahkan kaktus. Mereka bisa makan semuanya, termasuk duri-duri tajamnya tanpa terluka sama sekali. Malah makan kaktus justru sangat baik bagi mereka, karena kaktus merupakan tumbuhan sukulen yang mengandung banyak Menghemat pengeluaran gurun, hewan tidak hanya harus mengonsumsi sebanyak mungkin air saat menemukan sumber air, tapi juga menghemat agar air yang sudah diminum tidak jadi sia-sia. Terkadang itu juga termasuk meminimalkan pengeluaran air adalah gazelle dorcas, yang tidak mengeluarkan urin berbentuk cair. Dilansir dari laman Earth, mereka membuang zat-zat sisa metabolisme dalam bentuk asam urat padat! Begitu pula dengan burung roadrunner genus Geococcyx, yang membuat kelebihan garam dari kelenjar dekat mata. Dengan demikian mereka tidak perlu kehilangan cairan tubuh yang Mengubah warna tentu tahu bahwa beberapa jenis hewan punya kemampuan mengubah warna kulitnya, misalnya bunglon, gurita, dan sotong. Tapi tahukah kamu bahwa ada juga mamalia yang bisa melakukannya?Hewan itu adalah antelop addax Addax nasomaculatus. Hewan ini punya kemampuan adaptasi yang sangat unik. Pada musim panas, warna bulunya putih guna mengurangi panas. Namun saat musim dingin, bulunya akan menjadi coeklat keabu-abuan supaya bisa menyerap panas. Wah, enak ya bisa ganti warna rambut tanpa harus ke salon!Itulah 5 adaptasi unik yang dilakukan hewan untuk bertahan hidup di gurun yang panas. Kalau menurut kamu, adaptasi mana yang paling unik? Baca Juga 5 Hewan Terbau di Dunia, Jangan Dekat-dekat! IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis. Media talk and gathering BASE di Little Talk Urban Forest Cipete, Selasa 30/5/2023. Foto Judith Aura/kumparanDi tengah berbagai permasalahan bumi yang tengah dihadapi umat manusia, berbagai cara harus dilakukan untuk menjaga kelestarian alam. Di saat yang bersamaan, banyak industri yang harus tetap berjalan, termasuk industri memastikan dunia kecantikan tetap berjalan, mereka harus berkembang dan beradaptasi. Langkah yang bisa diterapkan? Clean beauty dan gaya hidup beauty sendiri belum memiliki definisi yang ajek. Namun, brand kecantikan lokal BASE memilih untuk menciptakan sendiri definisi dari clean beauty Mengedepankan keamanan safety dan transparansi dalam produksi dan brand kecantikan vegan yang diluncurkan pada 2019 silam, menjadi salah satu jenama di industri beauty Indonesia yang dengan bangga “memproklamasikan” komitmennya kepada lingkungan dan juga kesehatan kulit perempuan acara Media Talks & Gathering BASE yang diselenggarakan di Little Talks Urban Forest Cipete, Jakarta, Selasa 30/5 lalu, BASE menjelaskan secara mendetail proses di balik sourcing, produksi, bahan-bahan yang digunakan dalam produk kecantikan mereka, hingga komitmen mereka pada konservasi dan clean beauty menjadi salah satu tren di industri kecantikan berkat manfaatnya pada alam dan juga lingkungan. Co-Founder BASE, Ratih Permata Sari, mengungkapkan bahwa BASE pun berani menjadi pionir tren kecantikan ini di Indonesia untuk mengangkat pembicaraan soal pentingnya tren ini.“Kita punya kekuatan untuk speak up dan menyampaikan demand kepada pemerintah. Saat ini, kebijakan di Indonesia masih money-oriented [dan tidak terlalu memperhatikan alam]. Kita ingin meningkatkan awareness soal vegan dan sustainability gaya hidup berkelanjutan di Indonesia,” ucap Ratih di acara itu vegan dan clean beauty di BASEMedia talk and gathering BASE di Little Talk Urban Forest Cipete, Selasa 30/5/2023. Foto Judith Aura/kumparanPada dasarnya, vegan beauty merupakan produk-produk kecantikan dengan bahan-bahan yang berasal dari tumbuhan. Sementara clean beauty merujuk pada produk yang berbahan aman untuk kulit, tidak berbahaya alias menjadi fokus BASE Memperhatikan alam lewat menggunakan bahan-bahan yang berkelanjutan, sembari memastikan kesehatan dan keamanan kulit konsumen tetap terjaga. Selain itu, BASE juga tidak melakukan uji coba pada hewan dan diklaim baik bagi terbuat dari tumbuh-tumbuhan, Ratih mengatakan bahwa produk skin care dari BASE sama efektifnya dengan produk yang mengandung bahan sintetis. Bahkan, menurutnya, produk perawatan kulit BASE mengandung bahan-bahan yang bisa memberikan lebih banyak manfaat pada kulit.“Bagaimana caranya membuat skin care vegan kita sama efektifnya. Contohnya, tanah punya nutrisi banyak banget. Satu lembar daun punya chemical properties-nya banyak banget dan punya multiple benefits. Sementara kalau menggunakan kandungan sintetis, manfaat yang didapatkan itu-itu saja,” jelas memaksimalkan efikasi dari skin care BASE, Ratih mengatakan, mereka memiliki teknologi yang mutakhir dengan metode ekstraksi tersendiri. Menurutnya, teknologi BASE dibantu dengan bioteknologi yang tidak hanya memaksimalkan efikasi, tetapi juga baik bagi transparansiSelain berfokus pada teknologi mutakhir, yang menjadi prinsip utama BASE adalah transparansi, baik dalam proses sourcing maupun produksi. Ratih mengungkapkan, dalam mengembangkan produk, mereka menerapkan empat pilar yang selalu dijunjung tinggi Safety atau keamanan, efficacy atau efikasi, sustainability atau keberlanjutan, dan transparency atau transparansi.“Safety, pastikan aman dipakai di kulit konsumen. Efficacy, apakah produknya bekerja? Kita tidak cuma mau bilang efikasi saja, kita juga melakukan berbagai uji klinis, apakah bahan-bahannya sudah aman,” jelas Ratih.“Sustainability, bagaimana nikmat dan nyamannya beriringan dengan alam. Jangan sampai BASE ikut andil dalam kerusakan lingkungan. Bagaimana caranya kita sebagai perusahaan dalam tahapan produksi tidak merusak lingkungan. Terakhir, transparency, kita menuntut transparansi supplier. Flowchart production-nya seperti apa, bahannya apa saja,” BASE terhadap lingkunganKomitmen BASE tidak hanya berhenti sampai situ saja, Ladies. Menurut Ratih, BASE menyadari bahwa mereka tidak bisa sepenuhnya mengeliminasi jejak karbon yang mereka hasilkan selama produksi. Untuk itu, mereka melakukan program carbon offset yang bertujuan untuk menyeimbangkan jejak karbon yang telah ini mereka lakukan lewat green collective, dengan melakukan mangrove clean up and planting dalam kolaborasi bersama Indonesia Biru Foundation. Program yang berlangsung pada 3 Juni 2023 di Lombok Barat ini meliputi penanaman 200 pohon mangrove di kawasan tersebut.

hewan yang beradaptasi dengan lingkungan gurun adalah