hasil survei pilkada bima 2020

Berdasarkandata yang yang terlihat di laman resmi MK, hingga Jumat (7/5/2021) pukul 13.00 WIB tercatat ada delapan gugatan sengketa Pilkada 2020. Adapun delapan perkara itu kebanyakan mendalilkan adanya kecurangan dalam proses PSU. Baca juga: PSU Pilkada Sabu Raijua Digelar 7 Juli, Anggaran Penyelenggaraan Capai Rp 5,7 Miliar LSIbeber hasil survei elektabilitas kandidat Pilkada Bontang 2020, ini posisi Neni Moerniaeni & Basri Rase LSI beber hasil survei elektabilitas kandidat Pilkada Bontang 2020, ini posisi Neni Moerniaeni & Basri Rase. Jumat, 10 Juni 2022; Cari. Network. Tribunnews.com; TribunnewsWiki.com; TribunStyle.com; TribunTravel.com; Hasilperhitungan cepat Pilkada 2020 Kediri pasangan Hanindhito Himawan Pramana - Dewi Maria Ulfa meraih 76 persen suara. 21 Oktober 2020 19:36 Aliansi Penegak Demokrasi Bima Sakti membawa bunga tujuh rupa menantang komisioner KPU Kabupaten Kediri untuk sumpah pocong, Rabu (21/10/2020). Survei Pra-Pilkada Kediri 2020 ASTI, Masykuri dan KBRN Indralaya: Charta Politika Indonesia merilis hasil survei Pilkada Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Ogan Ilir (OI), 9 Desember 2020. Survei salah satu lembaga nasional dilakukan pada 27-31 Oktober 2020, melalui wawancara tatap muka menggunakan kuesioner terstruktur kepada 400 responden Baca Digadang PAN di Pilgub Jawa Barat, Bima Arya Masih Bimbang. Sebab, beberapa hasil survei terkait dengan pilkada di sana tidak terlalu akurat lantaran selalu mengalami perubahan yang cepat. Perubahan tren suara ini khususnya terjadi pada hari terakhir menjelang pencoblosan. 3 Februari 2020. Billy Sindoro Disebut Pernah Minta Wie Kann Ich Ein Mann Kennenlernen. - Pemungutan suara dalam Pilkada Serentak 2020 sudah semakin dekat. Pencoblosan dalam pilkada yang berjalan saat pandemi ini akan berlangsung pada Rabu, 9 Desember 2020. Proses pemilihan kepala daerah di Pilkada 2020 bakal berlangsung di Tempat Pemungutan Suara TPS. Ratusan ribu TPS tersebut tersebar di 309 kabupaten/kota. Dengan jumlah warga yang tercatat dalam Daftar Pemilih Tetap DPT sekitar lebih dari 100,3 juta orang, Pilkada 2020 diselenggarakan dengan 9 Pilgub, 224 Pilbup, dan 37 Pilwalkot. Sejumlah lembaga survei pun telah merilis hasil riset yang mengukur elektabilitas pasangan calon kepala daerah di sejumlah wilayah. Berikut ini adalah beberapa hasil survei Pilkada 2020 dari sejumlah lembaga yang dilakukan pada bulan November dan Oktober lalu terkait dengan elektabilitas para kandidat di Pilgub Sulawesi Utara, Pilgub Sumatera Barat, serta Pilwalkot Surabaya. Hasil Survei Pilgub Sulut 2020 Mengutip Antara, Lingkaran Survei Indonesia LSI Denny JA merilis hasil survei terbarunya untuk mengukur elektabilitas kandidat di Pemilihan Gubernur Pilgub Sulawesi Utara Sulut 2020. Survei LSI Denny JA ini dilakukan pada 19-25 November 2020, dengan melibatkan 800 responden. Menggunakan metode multistage random sampling, survei ini diklaim punya margin error kurang lebih 3,5 persen. Hasil survei LSI Denny JA tersebut mengunggulkan pasangan Olly Dondokambey-Steven Kandouw ODKS dengan elektabilitas mencapai 65 persen. Direktur Konsultan Citra Indonesia KCI LSI Deneny JA, Adjie Al Faraby mengatakan elektabilitas paslon nomor tiga tersebut berada jauh di atas 2 lawannya. Di Pilgub Sulut 2020, Olly-Steven bersaing dengan pasangan Christiany Eugenia Paruntu-Sehan Salim Landjar CEP-Sehan dan Vonnie Anneke Panambunan-Hendry Corneles Mamengko Vonnie-Hendry. Berdasarkan hasil survei LSI Denny JA, pasangan CEP-Sehan hanya memiliki tingkat elektabilitas sebesar 26,2 persen. Sementara Vonny-Hendry malah hanya 5,5 persen. "Semua aspek yang menjadi pertimbangan variabel pemilih dalam memilih, diungguli oleh Olly-Steven. Sulit sekali kompetitor mengejar petahana," ujar Faraby di Manado, Rabu 2/12/2020. Menurut Farabi, elektabilitas Olly-Steven terus naik sejak dua survei sebelumnya yang digelar oleh LSI Denny JA, hingga yang ketiga pada akhir November 2020. Di survei ketiga, paslon petahana tersebut ungggul dalam 6 segmen pemilih penting. Hasil Survei Pilkada Sumbar 2020 Pilgub Sumbar 2020 menarik perhatian sejumlah lembaga survei. Salah satu lembaga survei yang mengukur peta persaingan kandidat di Pilgub Sumatera Barat 2020 ialah Poltracking Pilkada Sumbar 2020 terakhir yang dikerjakan oleh Poltracking dilaksanakan pada tanggal 19-23 Oktober 2020. Survei ini menggunakan metode stratified multistage random sampling, dan melibatkan sampel responden sebanyak 1200 orang. Dengan margin of error +/- persen, hasil survei ini diklaim memiliki tingkat kepercayaan 95 persen. Laporan yang dirilis laman Poltracking pada 3 November 2020 memuat keterangan bahwa klaster survei itu meliputi 19 kabupaten/kota di Provinsi Sumatera Barat. Responden survei diklaim telah dipilih secara proporsional berdasarkan data jumlah populasi pemilih terakhir. Hasil survei Poltracking ini menunjukkan pasangan Mulyadi-Ali Mukhni memiliki elektabilitas paling tinggi di antara empat pasangan calon peserta Pilkada Sumbar 2020, yakni 49,5 itu jauh melampaui tingkat elektabilitas pasangan Nasrul Abit-Indra Catri 21,3%, Mahyeldi Ansharulah-Audy Joinaldy 17,1% dan Fakhrizal-Genius Umar 6,2%.Di sisi lain, survei Poltracking mendapati 2,2 persen responden masih merahasiakan pilihan mereka dan 3,7 persen lainnya belum menentukan sikap undecided voters.Sebagai perbandingan, hasil survei Voxpol Center Research and Consulting yang diselenggarakan pada 2-12 November 2020 menyimpulkan peta persaingan yang berbeda. Survei Voxpol menyasar 800 responden, dan diklaim memiliki margin of error kurang lebih 3,47 Eksekutif Voxpol, Pangi Syarwi Chaniago menuturkan, pada konteks akseptabilitas, Voxpol Center melakukan simulasi pertanyaan kuesioner soal siapa calon gubernur/wakil gubernur yang paling layak dan berkemampuan memimpin Sumatera Barat pada survei Voxpol memperlihatkan, pasangan Mahyeldi-Audy dianggap layak dan berkemampuan oleh 61,9 persen responden. Adapun paslon Mulyadi-Ali Mukhni dinilai layak dan berkemampuan oleh 59,4 persen penilaian atas kelayakan dan kemampuan Nasrul-Indra datang dari 54,1 persen responden. Di posisi terakhir, Fakhrizal-Genius dinilai layak dan berkemampuan oleh 43,1 persen responden survei. Hasil Survei Pilkada Surabaya 2020 Pilwalkot Surabaya menjadi salah satu pilkada yang menarik minat banyak lembaga survei untuk mengukur elektabilitas kandidat yang sedang bertarung. Tercatat setidaknya ada 7 lembaga survei yang merilis hasil sigi terhadap elektabilitas kandidat di Pilkada Surabaya 2020. Survei-survei itu dilaksanakan pada bulan Oktober dan November lalu. 1. Survei Charta PolitikaHasil Survei Charta Politika terbaru di Pilkada Surabaya menunjukkan elektabilitas pasangan calon Eri Cahyadi-Armuji mencapai 51,2 persen. Adapun elektabilitas lawannya, Machfud Arifin-Mujiaman hanya 40,7 persen. Survei Charta ini dilakukan pada 18-24 November 2020, serta melibatkan responden melalui wawancara tatap muka dan kuesioner terstruktur. Memakai metode multistage random sampling, survei tersebut diklaim memiliki margin of error kurang lebih 2,83 persen. Hasil survei yang sama menyimpulkan hampir semua kandidat sudah memiliki tingkat pengenalan di atas 80 persen. Hanya Mujiaman yang masih memiliki tingkat pengenalan sedikit di bawah 80 persen. 2. Survei Indo Survey & Strategy Hasil survei Pilkada Surabaya 2020 juga dirilis oleh Indo Survey & Strategy yang melakukan jajak pendapat pada 5-12 November 2020 dengan responden sebanyak 440 orang. Survei tersebut menemukan, elektabilitas Eri Cahyadi-Armudji mencapai 47,95 persen. Sebaliknya, elektabilitas Machfud Arifin-Mujiaman cuma 27,73 persen. Data itu menjadi alasan peneliti Indo Survey, Karyono Wibowo memperkirakan Eri-Armudji bakal unggul di Pilkada Surabaya 2020. "Jika tak ada 'tsunami' politik pekan ini, hampir dipastikan Eri-Armudji akan meneruskan pemerintahan di Surabaya," ujar Karyono, Kamis 3/12/2020. 3. Survei PoltrackingSurvei Poltracking Indonesia yang mengukur elektabilitas 2 peserta Pilkada Surabaya 2020 sudah dilaksanakan pada 19-23 Oktober 2020, dengan metode stratified multistage random sampling. Siaran resmi Poltracking mengungkapkan survei itu melibatkan 1200 responden dengan margin of error +/- pada tingkat kepercayaan 95%. Klaster survei ini menjangkau 31 kecamatan di Surabaya dan pengumpulan datanya dilakukan melalui wawancara tatap muka dengan kuesioner terhadap responden yang telah terpilih secara acak. Hasil survei Poltracking menunjukkan, Machfud Arifin-Mujiaman unggul dengan elektabilitas 51,7 persen. Sedangkan lawan mereka, Eri Cahyadi-Armuji hanya memiliki elektabilitas 34,1 persen. Sebagai catatan, dalam survei Poltracking, jumlah pemilih yang merahasiakan jawabannya hanya sebanyak 5 persen, dan mereka yang belum menentukan pilihan undecided voters sebesar 9,2 persen. 4. Survei SMRCSaiful Mujani Research and Consulting SMRC juga telah merilis hasil survei terbarunya mengenai persaingan dua kandidat di Pilkada Surabaya 2020. Survei SMRC ini digelar pada 11-18 November 2020, dengan sampel sebanyak 820 responden yang diwawancarai secara tatap muka. SMRC menyatakan responden survei tersebut dipilih melalui metode multistage random sampling, dengan toleransi kesalahan margin of error sekitar 3,5 persen, dan tingkat kepercayaan 95%. Hasil survei SMRC itu mengunggulkan pasangan Eri Cahyadi-Armudji, dengan elektabilitas 48,5%. Adapun lawan mereka, Machfud Arifin-Mujiaman hanya mempunyai elektabilitas 37,3 persen. Sementara responden yang mengaku belum mengetahui siapa yang akan dipilih, mencapai 14,2 persen. 5. Survei Cyrus NetworkLembaga survei Cyrus Network merilis hasil riset terbarunya pada Senin 30/11/2020. Survei dari Cyrus Network tersebut dikerjakan pada 23-27 November 2020, serta melibatkan 400 responden yang diwawancarai secara tatap muka. Responden survei dipilih melalui metode multistage random sampling, dengan toleransi kesalahan margin of error =/- 5 persen. Hasil survei Cyrus Network menunjukkan elektabilitas pasangan Eri Cahyadi-Armudji lebih tinggi daripada lawannya, yakni 55,3 persen. Sedangkan elektabilitas Machfud Arifin-Mujiaman hanya 33,8 persen. Adapun jumlah pemilih mengambang masih sekitar 10,9 persen. Rinciannya belum memutuskan pilihan sebesar 8,4 persen, tidak menjawab 2 persen, dan tidak memilih 0,5 persen. 6. Survei Fisip UINSAFakultas Ilmu Sosial dan Politik FISIP Universitas Islam Negeri Sunan Ampel UINSA merilis hasil survei terbarunya mengenai peta persaingan di Pilkada Surabaya 2020 pada 24 November FISIP UINSA dilakukan pada 2-12 November 2020, atau sebelum debat publik Pilkada Kota Surabaya 2020 digelar di televisi. Survei ini melibatkan 350 responden saja, dengan menggunakan metode multistage random sampling dan tingkat kepercayaan 95 survei tersebut menyimpulkan, elektabilitas Machfud Arifin-Mujiaman unggul dengan angka 46 persen. Sedangkan pasangan Eri Cahyadi-Armudji hanya memiliki elektabilitas 42,86 yang sama menyimpulkan popularitas Machfud-Mujiaman juga unggul atas lawannya, yaitu mencapai 47,4 persen, dibandingkan Eri-Armudji yang hanya 47,1 Survei SSCSurabaya Survei Center SSC menggelar survei yang sama pada 19-24 November 2020, dengan melibatkan 880 responden dari 31 Kecamatan di Kota metode stratified multistage random sampling, SSC mengklaim margin of error surveinya lebih kurang 3,3 persen, dengan tingkat kepercayaan 95 survei SSC tersebut mengunggulkan pasangan Eri-Armudji dengan elektabilitas mencapai 49,9 persen. Sedangkan elektabilitas Machfud-Mujiaman mencapai 38,1 persen saja. Sementara 12 persen responden yang lain belum menentukan pilihan undecided voters.Survei tersebut juga menunjukkan Eri Cahyadi menjadi kandidat paling populer di antara lainnya, dengan popularitas mencapai 92 persen, diikuti Machfud Arifin 86,9 persen, Armudji 84,1 persen, serta Mujiaman 74,9 persen. - Politik Penulis Addi M IdhomEditor Agung DH Oleh Siti Saodah Pemerhati Politik Bima-Dompu Ada hal yang menarik dari penantian panjang para pendukung baik kubu Syafaad H. Syafrudin- Ady Mahyudi maupun kubu Dilan IDP – Dahlan dalam mendapatkan rekomendasi partai Nasdem, yakni digunakannya hasil survey sebagai barometer penentuan bakal calon dalam pilkada Kabupaten Bima tahun 2020. Hal ini jarang terjadi pada pilkada sebelumnya. Apalagi lembaga survey yang terlibat dalam penentuan partai ini adalah lembaga survey sekelas Poltracking, Charta Politica dan Lembaga Survei Indonesia LSI yang merupakan lembaga survey nasional yang terbukti hasil surveinya dalam berbagai pilkada daerah maupun pemilihan presiden. Tentu ini menarik bagi Pilkada Bima, adanya penentuan kandidat calon yang didahalui melalui survey mengindikasikan proses demokrasi dalam partai berjalan baik, selain itu bagi masyarakat ini merupakan pendidikan politik yang terukur, karena adanya data sebagai acuan dalam mendiskusikan dan mengkaji secara ilmiah arah peta politik Pilkada Kabupaten Bima 2020. Penggunaan lembaga survey nasional sebagai acuan penentuan bakal calon yang diusung partai Nasdem tentunya tidak terlepas dari cara padangan politik atau strategi suatu partai dalam pemenangan Pilkada Bima. Platform Partai Nasdem mirip seperti partai Golkar yang selalu ingin berada pada lingkaran kekuasaan pemerintahan untuk dapat menyuarakan aspirasi partai dalam pemerintahan. Meskipun telah memiliki kader partai sendiri yang akan bertarung di Pilkada Kabupaten Bima 2020 yakni H. Syafrudin, namun tidak serta merta partai mengusung sebagai kandidat calon yang diusung. Hal tersebut tidak terlepas dari pertimbangan strategi partai yang ingin mengusung kandidat yang memiliki peluang besar dalam memenangkan pertarungan dengan mengukur elektabilitas dan variable lain mempengaruhi peluang kemenangan suatu calon. Seperti yang sudah kita ketehui bersama, pada awal survey internal partai Nasdem menggandeng Poltracking sebagai surveyor dalam gelaran pilkada di Kabupaten Bima. Beberapa kandidat yang muncul pada saat itu sebut saja petahana IDP-Dahlan, Syafru-Ady, Irfan-Edison, Raihan Anwar-Maman dan calon independen Ruslan-Sarimin. Survey internal partai Nasdem pada periode pertama yang dilaksanakan 7 s/d 13 Maret 2020, menghasilkan elektabilitas petahana masih diatas pasangan yang lain yakni 43%, diikuti oleh syafru-Adi dengan tingkat elektabilitas 22,7%, kemudian Irfan-Edison 4,8%, Raihan-Aminullah 1% serta calon independen 0,8% sisanya tidak menjawab dan belum punya pilihan. Bagi kandidat petahana, tingkat elektabilitas yang tinggi merupakan sesuatu yang wajar dalam berbagai setiap survey diIndonesia karena petahana masih megendalikan roda pemerintahan dan masih popular dikalangan masyarakat. Meskipun petahana telah unggul dalam survey pertama, dengan berbagai pertimbangan, Nasdem melakukan survei ulang penentuan calon kandidat. Harapannya kondisi yang berbeda dengan survei pertama, baik pada segi waktu pelaksaaan dan jumlah kandidat yang telah mengerucut, diharapkan akan menghasilkan angka yang berbeda pula dalam Survei ulang tersebut. Hasil survey ini tidak hanya akan menentukan keberlangsungan bagi pasangan syafaad, tapi juga mampu memperidiksi pemenang dalam pilkda Kabupaten Bima yang akan berlangsung 9 Desember 2020 yang akan datang. Poltracking dalam survey bulan maret 2020 lalu menggunakan metode mulstage random sampling yang merupakan metode yang sama dilakukan lembaga-lembaga survey nasional dalam memperidiksi pemenag pemilu presiden 2019 dengan hasil yang cukup akurat. Pada survey kali ini Kubu IDP –dahlan menggandeng LSi dan Kubu Syafaad menggandeng Charta Politica tentu akan menggunakan metode yang sama dimana basis data yang digunakan adalah peta penyebaran suara di TPS-TPS pilkada 2015 dan Pemilihan legislative 2019. Diharapkan dengan metode pengambilan sampel yang sama, data dapat dibandingkan hasil survey terdahulu. Apabia nantinya terjadi perubahan elektabilitas dimana kubu syafaat bisa naik > 5% dan kubu IDP turun elektabilitasnya dibawah 40%, maka tidak tertutup kemungkinan kubu syafaat mampu mendapatkan rekomendasi Nasdem dan dipridiksi memenangkan pilkada 2020 dengan selisih tipis, dengan syarat kenaikan elektabiltasnya konsisten selama 4 bulan kedepan sampai hari H. Namun apabila hasil komparasi data antara survey LSI dan charta Politica menghasilkan data sebaliknya, dimana petahana mampu mempertahankan elektabiltasnya diangka > 40%, maka hasil survey tersebut tidak hanya akan memberikan efek jatuhnya rekomendasi Nasdem ke kubu IDP, namun juga ancaman bubarnya kubu syafaat karena ketidakcukupan syarat elektroral legislatif mendapatkan partai lain bagi pencalonannya. Hasil survey babak ulangan tidak saja berpengaruh pada internal partai Nasdem dalam mengeluarkan rekomendasi partainya namun lebih dari itu, hasil survey ulangan ini akan menjadi acuan memperidiksi pemenang pilkada Bima 2020. Meskipun terdapat kandidat lain yang akan mengikuti kontastasi pilkada ini, apabila elektabilitasnya berangkat dibawah 10% maka umumnya diberbagai pilkada kandidat tersebut akan sulit memenangkan kontestasi persaingan pilkada apalagi pilkada Kabupaten Bima menyisahkan beberapa bulan lagi. * Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini. - Hari pencoblosan Pilkada Serentak 2020 sudah semakin dekat. Warga yang tercatat dalam Daftar Pemilih Tetap di 9 provinsi, 224 kabupaten, dan 37 kota akan melakukan pencoblosan Pilkada 2020 pada 9 Desember mendatang. Data Komisi Pemilihan Umum KPU RI menunjukkan jumlah warga yang namanya tercantum dalam DPT 270 pemilihan di Pilkada Serentak 2020 tercatat sebanyak orang. Lebih dari 100 juta pemilih itu akan melakukan pencoblosan Tempat Pemungutan Suara TPS yang tersebar di 309 kabupaten/kota. Sebelum pencoblosan para kandidat calon kepala dan wakil kepala daerah di Pilkada 2020 akan melakukan proses kampanye, yang dijadwalkan bermula sejak 26 September 2020 hingga 5 Desember 2020. Setelah masa minggu tenang Pilkada Serentak 2020 yang dijadwalkan pada 6-8 Desember 2020, pencoblosan bakal digelar pada hari Rabu, 9 Desember 2020. Setelah itu, proses rekapitulasi hasil penghitungan suara dilakukan dengan jadwal pada 9-26 Desember 2020. Di sisi lain, persaingan ketat antarkandidat di sejumlah daerah, menarik perhatian dari sejumlah lembaga survei. Salah satunya adalah Pilkada Surabaya 2020. Hasil Survei Pilkada Surabaya 2020 Sejumlah lembaga survei turun gelanggang mengukur elektabilitas kandidat di Pilkada Surabaya 2020. Tahun ini, Pemilihan Wali Kota dan Wakil Wali Kota Pilwalkot Surabaya diikuti dua pasangan calon. Eri Cahyadi-Armuji, pasangan yang diusung resmi oleh PDIP mendapatkan nomor urut 1 di Pilkada Surabaya 2020. Eri merupakan birokrat, jabatan terakhirnya adalah Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan Surabaya. Adapun Armuji adalah anggota DPRD Jawa Timur dari fraksi PDIP dan sebelumnya lama aktif di DPRD Kota Surabaya. Mereka ditantang pasangan nomor urut 2, Machfud Arifin-Mujiaman yang diusung oleh 8 partai politik sekaligus PKB, Gerindra, PAN, PPP, Demokrat, Nasdem, Golkar, dan PKS. Machfud merupakan purnawirawan perwira tinggi di Polri dan pernah menjabat Kapolda Jatim. Sementara pasangannya, Mujiaman pernah menjabat Dirut PDAM Surabaya pada 2017-2020. Persaingan ketat kedua pasangan kandidat di Pilkada Surabaya 2020 menarik perhatian sejumlah lembaga survei. Adapun hasil sigi sejumlah lembaga survei tersebut adalah sebagai berikut. 1. Survei Poltracking di Pilkada Surabaya 2020Lembaga Survei Poltracking Indonesia merilis hasil survei terbarunya mengenai kontestasi pada kandidat dalam Pilkada Surabaya 2020 pada awal November lalu. Survei ini diselenggarakan oleh Poltracking pada tanggal 19-23 Oktober 2020 dengan menggunakan metode stratified multistage random sampling. Siaran resmi Poltracking mengungkapkan survei itu melibatkan 1200 responden dengan margin of error +/- pada tingkat kepercayaan 95%. Klaster survei ini menjangkau 31 kecamatan di Surabaya dan pengumpulan datanya dilakukan melalui wawancara tatap muka dengan kuesioner terhadap responden yang telah terpilih secara acak. Hasil survei Poltracking tersebut menunjukkan, berdasarkan pertanyaan dengan simulasi surat suara, pasangan Machfud Arifin-Mujiaman unggul dengan elektabilitas 51,7 persen. Sedangkan lawan mereka, Eri Cahyadi-Armuji hanya memiliki elektabilitas 34,1 persen. Sebagai catatan, dalam survei Poltracking ini, jumlah pemilih yang merahasiakan jawabannya hanya sebanyak 5 persen, dan mereka yang belum menentukan pilihan undecided voters sebesar 9,2 persen. "Melihat waktu pelaksanaan Pilkada Surabaya sekitar satu bulan lagi [dari waktu survei], kemampuan kandidat dan tim menggarap pemilih yang belum menentukan pilihan undecided voters dan pemilih yang masih mungkin berubah swing voters menjadi kunci kemenangan," demikian kesimpulan survei yang dirilis Poltracking. 2. Survei SMRC di Pilkada Surabaya 2020Saiful Mujani Research and Consulting SMRC juga telah merilis hasil survei terbarunya mengenai persaingan dua kandidat di Pilkada Surabaya 2020. Survei SMRC tersebut digelar pada 11-18 November 2020, dengan sampel sebanyak 820 responden yang diwawancara secara tatap muka. SMRC menyatakan responden survei tersebut dipilih melalui metode multistage random sampling, dengan toleransi kesalahan margin of error diperkirakan sekitar 3,5 persen, dengan tingkat kepercayaan 95 persen. Hasil survei SMRC itu mengunggulkan pasangan Eri Cahyadi-Armudji, dengan elektabilitas 48,5%. Adapun lawan mereka, Machfud Arifin-Mujiaman memiliki elektabilitas 37,3 persen. "Dan [responden] yang belum tahu [pilihannya di Pilkada Surabaya] 14,2 persen," kata Direktur Riset SMRC Deni Irvani, Minggu 22/11/2020, seperti dilansir yang sama menunjukkan tingkat kedikenalan awareness atau popularitas Eri Cahyadi juga lebih baik 81 persen, dibandingkan Machfud Arifin 80 persen. Namun, di antara yang mengenal kedua sosok calon wali kota tersebut, yang suka kepada Eri 71 persen, sedangkan ke Machfud 66 persen. Sedangkan, untuk calon wakil wali kota, tingkat popularitas Armudji mencapai 68 persen, dengan tingkat kedisukaan 60 persen. Indikator itu juga melebihi Mujiaman yang punya popularitas 55 persen dengan tingkat kedisukaan 54 persen. Kendati demikian, kata dia, yang perlu diperhatikan ternyata masih terdapat 42 persen warga yang menyatakan baru akan memastikan pilihan ketika waktu Pilkada sudah dekat, yakni beberapa hari sebelum pemilihan sampai dengan hari H. Oleh karena itu, peta dukungan warga kepada masing-masing kandidat diperkirakan masih mungkin Hasil Survei Cyrus Network di Pilkada Surabaya 2020Lembaga survei Cyrus Network merilis hasil riset terbarunya pada Senin 30/11/2020. Survei dari Cyrus Network tersebut dikerjakan pada 23-27 November 2020, serta melibatkan 400 responden yang diwawancarai secara tatap muka. Responden survei dipilih melalui metode multistage random sampling, dengan toleransi kesalahan margin of error =/- 5 persen. Hasil survei Cyrus Network menunjukkan elektabilitas pasangan Eri Cahyadi-Armudji lebih tinggi daripada lawannya, yakni 55,3 persen. Sedangkan elektabilitas Machfud Arifin-Mujiaman hanya 33,8 persen. Sedangkan, jumlah pemilih mengambang masih berkisar di angka 10,9 persen. Adapun rinciannya ialah belum memutuskan pilihan sebesar 8,4 persen, tidak menjawab 2 persen, dan tidak memilih 0,5 persen. Chief of Consultant Cyrus Network, Hafizhul Mizan menyatakan survei lembaganya menyimpulkan bahwa popularitas Eri Cahyadi-Armudji berada di angka 68,5 persen. Artinya, baru sekitar 7 dari 10 orang pemilih di Surabaya mengenal pasangan calon nomor urut 1 tersebut. Sedangkan, popularitas Machfud Arifin-Mujiaman berada di angka 57,5 persen, atau berarti baru sekitar 6 dari 10 orang mengenal pasangan calon nomor urut 2 itu. Dalam keterangannya yang dilansir Antara, angka popularitas kedua pasangan calon terbilang tak terlampu tinggi mengingat 91,3 persen warga sudah mengetahui Pilkada 2020 akan dilaksanakan pada 9 Desember. "Dan 94,3 persen di antaranya mengaku akan ikut berpartisipasi meski dilangsungkan di tengah pandemi COVID-19," kata Mizan. 4. Hasil Survei Fisip UINSA di Pilkada Surabaya 2020Fakultas Ilmu Sosial dan Politik FISIP Universitas Islam Negeri Sunan Ampel UINSA merilis hasil survei terbarunya mengenai peta persaingan di Pilkada Surabaya 2020 pada 24 November pemberitaan Antara, survei FISIP UINSA tersebut dilakukan pada 2-12 November 2020, atau sebelum debat publik pasangan calon digelar di televisi. Survei ini melibatkan 350 responden, dengan menggunakan metode multistage random sampling dan tingkat kepercayaan 95 persen. Kepala Prodi Ilmu Politik FISIP UINSA Holilah menyatakan, hasil survei tersebut menunjukkan, dari sisi elektabilitas, pasangan Machfud Arifin-Mujiaman unggul dengan angka 46 persen. Sedangkan pasangan Eri Cahyadi-Armudji memiliki elektabilitas 42,86 persen. "Selisihnya sekitar 3,14 persen," kata Holilah. Survei yang sama menyimpulkan popularitas Machfud-Mujiaman juga unggul atas lawannya, yaitu mencapai 47,4 persen, dibandingkan Eri-Armudji yang hanya 47,1 persen. Pun demikian dari segi akseptabilitas terhadap paslon atau yang paling disukai oleh masyarakat. Survei dari FISIP UINSA mengunggulkan Machfud-Mujiaman dengan 47,4 persen, dan pasangan Eri-Armudji di angka 46,3 persen. - Politik Penulis Addi M IdhomEditor Agung DH JAKARTA, - Badan Pengawas Pemilu Bawaslu memberikan sejumlah catatan terkait proses pencocokan dan penelitian coklit atau pemutakhiran data pemilih Pilkada yang digelar Komisi Pemilihan Umum KPU mulai 15 Juli lalu. Coklit dilakukan oleh petugas pemutakhiran data pemilih dengan mendatangi pemilih dari rumah ke rumah. Saat melakukan coklit petugas mengacu pada daftar pemilih dalam model A-KWK yang berasal dari hasil sikronisasi antara Daftar Pemilih Tetap DPT Pemilu 2019 dan Daftar Penduduk Potensial Pemilih Pemilihan DP4 Pilkada 2020. Baca juga 3 Peraturan KPU soal Pilkada Direvisi, Disesuaikan Protokol Kesehatan Hasil coklit sendiri bakal digunakan KPU untuk menetapkan DPT Pilkada. "Setelah proses tahapan pencocokan dan penelitian berlangsung dari 15 Juli hingga 4 Agustus 2020 Badan Pengawas Pemilihan Umum menghasilkan pengawasan terhadap kualitas Daftar Pemilih A-KWK," kata Anggota Bawaslu Fritz Edward Siregar melalui keterangan tertulis yang diterima Kamis 6/8/2020. Setelah mengidentifikasi pemilih pemula, mencermati pemilih yang dinyatakan tidak memenuhi syarat TMS pada Pemilu 2019, mengumpulkan informasi pemilih yang belum berumur 17 tahun sudah menikah, dan mengidentifikasi pemilih dalam Daftar Pemilih Khusus DPK Pemilu 2019, Bawaslu menemukan 5 hal, yakni 1. Ditemukan pemilih pemula di 235 kabupaten/kota yang tidak terdaftar dalam daftar pemilih model A-KWK. 2. Ditemukan pemilih di 204 kabupaten/kota yang telah dinyatakan TMS di Pemilu 2019 terdaftar dalam daftar pemilih model A-KWK. Baca juga KPU Pangkas Usulan Tambahan Dana Pilkada Jadi Rp 2,6 Triliun 3. Ditemukan pemilih yang belum berumur 17 tahun sudah menikah di 142 kabupaten/kota yang tidak terdaftar dalam daftar pemilih model A-KWK. 4. Ditemukan pemilih dalam DPK Pemilu 2019 di 111 kabupaten/kota yang tidak terdaftar dalam Daftar Pemilih Model A-KWK. 5. Ditemukan 182 kabupaten/kota yang terdapat pemilih yang terpisah TPS-nya berdasarkan daftar pemilih model A-KWK. Baca juga Bawaslu Sebut Penyediaan APD untuk Penyelenggara Pilkada Belum 100 Persen Atas hasil pengawasan tersebut, Bawaslu menyimpulkan bahwa pertama, proses sinkronisasi tidak memasukkan data penduduk paling mutakhir yaitu penduduk yang berumur 17 Tahun atau sudah menikah pada 9 Desember 2020. Hal ini dibuktikan dengan adanya pemilih pemula dan penduduk belum 17 tahun sudah menikah tidak terdaftar dalam daftar pemilih model A-KWK. Kedua, proses sinkronisasi tidak menghasilkan daftar pemilih yang akurat dan valid lantaran daftar model A-KWK masih mencantumkan pemilih yang dinyatakan TMS dan tidak memasukkan pemilih dalam DPK Pemilu 2019. Tiga, daftar pemilih model A-KWK dinilai belum memenuhi syarat pembentukan pemilih dalam satu TPS dan belum memenuhi syarat kemudahan pemilih karena belum memenuhi prinsip satu keluarga memilih dalam satu TPS yang sama. "Hal ini membuktikan bahwa penyusunan jumlah pemilih per TPS pada pemilihan serentak 2020 tidak disusun secara maksimal mendasarkan pada daftar pemilih model A-KWK tersebut," kata Fritz. Untuk diketahui, Pilkada 2020 digelar di 270 wilayah di Indonesia, meliputi 9 provinsi, 224 kabupaten, dan 37 kota. Semula, hari pemungutan suara Pilkada akan digelar pada 23 September. Namun, akibat wabah Covid-19, hari pencoblosan diundur hingga 9 Desember 2020. Tahapan Pilkada lanjutan pasca-penundaan telah dimulai pada 15 Juni 2020. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Mari bergabung di Grup Telegram " News Update", caranya klik link kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel. - Pemilihan Kepala Daerah Pilkada Serentak 2020 digelar pada Rabu tanggal 9 Desember 2020. Untuk cek hasil hitung cepat atau quick count Pilkada 2020 dari Tempat Pemungutan Suara TPS bisa dipantau melalui aplikasi SIREKAP yang diinisiasi oleh Komisi Pemilihan Umum KPU. Lantas, bagaimana caranya? Sebagai bentuk akuntabilitas dan transparansi hasil penghitungan suara, KPU telah menginisiasi penggunaan sistem rekapitulasi berbasis elektronik atau SIREKAP Sistem Informasi Rekapitulasi sebagai alat bantu penghitungan dan rekapitulasi suara serta publikasi. “KPU menyadari pengaturan pemungutan dan penghitungan suara di tengah pandemi ini menjadi hal yang baru bagi para anggota KPPS Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara,” tulis Ketua KPU, Arief Budiman, demikian tulis Ketua KPU, Arief Budiman, dalam sambutannya dikutip dari Buku Panduan KPPS terbitan KPU 2020. “Oleh karena itu, KPU menyusun Panduan untuk membantu KPPS dalam memahami Peraturan KPU dan melaksanakannya dengan baik serta meminimalisir kesalahan,” lanjutnya. SIREKAP merupakan pengganti Situng atau Sistem Informasi Penghitungan Suara yang sempat diterapkan oleh KPU di pemilu-pemilu sebelumnya, termasuk Pilpres 2019 lalu. Menurut KPU, SIREKAP memiliki dua jenis fungsi dalam Pilkada Serentak 2020, yakni alat bantu dalam rekapitulasi manual dan sarana publikasi. Dengan demikian, SIREKAP di Pilkada 2020 dipakai sebagai alat bantu dalam proses rekapitulasi hasil perolehan suara yang dilakukan berjenjang dari tingkat TPS, PPS, PPK, dan KPU Kabupaten/Kota. Selain itu, SIREKAP dimanfaatkan sebagai sarana publikasi data hasil penghitungan suara dari seluruh TPS dan setiap jenjang rekapitulasi, yang bisa diakses oleh publik. Baca juga Siapa Pemenang Pilkada Bima 2020 Paslon Iman, Syafaad, atau Indah? Siapa Pemenang Pilkada Ngawi 2020 Ony Anwar vs Kotak Kosong? Link Quick Count Hitung Cepat Pilkada 2020 Live Streaming Metro TV Cara Akses Aplikasi SIREKAP Buka laman klik menu "Pilkada 2020", lalu klik menu "Hasil" Cara lebih cepat untuk mengakses menu hasil SIREKAP, klik link ini Jika sudah masuk menu "Hasil" akan terlihat peta daerah pemilihan Klik menu "Tampilkan Filter" Pilih menu "Pemilihan Bupati/Walikota" atau "Pemilihan Gubernur" Pilih provinsi lokasi pilkada Setelah itu akan tampil informasi hasil cepat dari setiap pilkada di provinsi tersebut Hasil hitung cepat Pilkada 2020 disajikan dalam bentuk diagram lingkaran dan disertai info jumlah TPS yang sudah menyelesaikan penghitungan suara. LINK CEK QUICK COUNT HASIL PILKADA 2020 VERSI KPU Daftar Daerah yang Menggelar Pilkada 2020 Pilkada Serentak 2020 meliputi Pemilihan Gubernur Pilgub yang digelar di 9 provinsi, Pemilihan Wali Kota Pilwalkot yang dihelat di 37 kota, serta Pemilihan Bupati Pilbub yang diselenggarakan di 224 kabupaten di Indonesia. Berikut ini daftar lengkapnya. Pilgub 9 Provinsi1. Sumatera Barat2. Jambi3. Bengkulu4. Kepulauan Riau5. Kalimantan Tengah6. Kalimantan Selatan7. Kalimantan Utara8. Sulawesi Selatan9. Sulawesi Tengah Pilwalkot 37 Kota1. Denpasar, Bali2. Cilegon, Banten3. Tangerang Selatan, Banten4. Sungai Penuh, Jambi5. Depok, Jawa Barat6. Semarang, Jawa Tengah7. Surakarta, Jawa Tengah8. Pekalongan, Jawa Tengah9. Magelang, Jawa Tengah10. Blitar, Jawa Tengah11. Surabaya, Jawa Timur12. Pasuruan, Jawa Timur13. Banjarbaru, Kalimantan Selatan14. Banjarmasin, Kalimantan Selatan15. Samarinda, Kalimantan Timur16. Bontang, Kalimantan Timur17. Balikpapan, Kalimantan Timur18. Batam, Riau19. Metro, Lampung20. Ternate, Maluku Utara21. Tidore Kepulauan, Maluku Utara22. Mataram, Nusa Tenggara Barat23. Dumai, Riau24. Palu, Sulawesi tengah25. Manado, Sulawesi Utara26. Tomohon, Sulawesi Utara27. Bitung, Sulawesi Utara28. Solok, Sumatera Barat29. Bukittinggi, Sumatera Barat30. Binjai, Sumatera Utara31. Medan, Sumatera Utara32. Sibolga, Sumatera Utara33. Pematangsiantar, Sumatera Utara34. Tanjung Balai, Sumatera Utara35. Gunung Sitoli, Sumatera Utara36. Bandar Lampung, Lampung37. Makassar, Sulsel Pilbup 224 Kabupaten1. Karang Asem, Bali2. Badung, Bali3. Bangli, Bali4. Tabanan, Bali5. Jembrana, Bali6. Serang, Banten7. Padeglang, Banten8. Mukomuko, Bengkulu9. Seluma, Bengkulu10. Kepahiang, Bengkulu11. Lebong, Bengkulu12. Bengkulu Selatan, Bengkulu13. Rejang Lebong, Bengkulu14. Bengkulu Utara, Bengkulu15. Kaur, Bengkulu16. Bantul, Yogyakarta17. Gunung Kidul, Yogyakarta18. Sleman, Yogyakarta19. Gorontalo, Gorontalo20. Bone Bolango, Gorontalo21. Pohuwato, Gorontalo22. Tanjung Jabung Barat, Jambi23. Batanghari, Jambi24. Tanjung Jbng Timur, Jambi25. Bungo, Jambi26. Sukabumi, Jawa Barat27. Indramayu, Jawa Barat28. Bandung, Jawa Barat29. Pangandaran, Jawa Barat30. Karawang, Jawa Barat31. Tasikmalaya, Jawa Barat32. Cianjur, Jawa Barat33. Rembang, Jawa Tengah34. Kebumen, Jawa Tengah35. Purbalingga, Jawa Tengah36. Boyolali, Jawa Tengah37. Blora, Jawa Tengah38. Kendal, Jawa Tengah39. Sukoharjo, Jawa Tengah40. Semarang, Jawa Tengah41. Wonosobo, Jawa Tengah42. Purworejo, Jawa Tengah43. Klaten, Jawa Tengah44. Wonogiri, Jawa Tengah45. Pemalang, Jawa Tengah46. Grogoban, Jawa Tengah47. Demak, Jawa Tengah48. Sragen, Jawa Tengah49. Pekalongan, Jawa Tengah50. Ngawi, Jawa Timur51. Jember, Jawa Timur52. Ponorogo, Jawa Timur53. Lamongan, Jawa Timur54. Kediri, Jawa Timur55. Situbondo, Jawa Timur56. Gresik, Jawa Timur57. Trenggalek, Jawa Timur58. Mojokerto, Jawa Timur59. Sumenep, Jawa Timur69. Banyuwangi, Jawa Timur61. Malang, Jawa Timur62. Sidoarjo, Jawa Timur63. Gresik, Jawa Timur64. Pacitan, Jawa Timur65. Tuban, Jawa Timur66. Kapuas Hulu, Kalimantan Barat67. Bengkayang, Kalimantan Barat68. Sekadau, Kalimantan Barat69. Melawi, Kalimantan Barat70. Sintang, Kalimantan Barat71. Ketapang, Kalimantan Barat72. Sambas, Kalimantan Barat73. Banjar, Kalimantan Selatan74. Kota Baru, Kalimantan Selatan75. Balangan, Kalimantan Selatan76. Hulu Sungai Tengah, Kalimantan Selatan77. Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan78. Kotawaringin Timur, Kalimantan Timur79. Mahakam Ulu, Kalimantan Timur80. Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur81. Paser, Kalimantan Timur82. Berau, Kalimantan Timur83. Kutai Timur, Kalimantan Timur84. Kutai Barat, Kalimantan Timur85. Tana Tidung, Kalimantan Timur86. Bulungan, Kalimantan Utara87. Maliunau, Kalimantan Utara88. Nunukan, Kalimantan Utara89. Bangka Selatan, Kepulauan Bangka Belitung90. Belitung Timur, Kepulauan Bangka Belitung91. Bangka Tengah, Kepulauan Bangka Belitung92. Bangka Barat, Kepulauan Bangka Belitung93. Kep Anambas, Kepulauan Riau94. Bintan, Kepulauan Riau95. Lingga, Kepulauan Riau96. Karimun, Kepulauan Riau97. Natuna, Kepulauan Riau98. Pesisir Barat, Lampung99. Lampung Selatan, Lampung100. Way Kanan, Lampung101. Lampung Timur, Lampung102. Pesawaran, Lampung103. Lampung Tengah, Lampung104. Kepulauan Aru, Maluku105. Seram Bagian Timur, Maluku106. Maluku Barat Daya, Maluku107. Buru Selatan, Maluku108. Taliabu, Maluku Utara109. Halmahera Timur, Maluku Utara110. Kepulauan Sula, Maluku Utara111. Halmahera Utara, Maluku Utara112. Halmahera Selatan, Maluku Utara113. Halmahera Barat, Maluku Utara114. Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat115. Bima, Nusa Tenggara Barat116. Sumbawa Barat, NTB117. Dompu, NTB118. Lombok Tengah, NTB119. Sumbawa, NTB120. Belu, Nusa Tenggara Timur121. Malaka, NTT122. Manggarai Barat, NTT123. Sumba Timur, NTT124. Manggarai, NTT125. Ngada, NTT126. Sumba Barat, NTT127. Timor Tengah Utara, NTT128. Sabu Raijua, NTT129. Nabire, NTT130. Asmat, Papua131. Keerom, Papua132. Warofen, Papua133. Merauke, Papua134. Membramo Raya, Papua135. Pegunungan Bintang, Papua136. Boven Digoel, Papua137. Yahukimo, Papua138. Supiori, Papua139. Yalimo, Papua140. Pegunungan Arfak, Papua141. Manikwari Selatan, Papua Barat142. Sorong Selatan, Papua Barat143. Raja Ampat, Papua Barat144. Kaimana, Papua Barat145. Teluk Bintuni, Papua Barat146. Fakfak, Papua Barat147. Teluk Wondama, Papua Barat148. Manokwari, Papua Barat149. Kepulauan Meranti, Riau150. Indragiri Hulu, Riau151. Bengkalis, Riau152. Pelalawan, Riau153. Rokan Hulu, Riau154. Kuatan Singingi, Riau155. Rokan Hlir, Riau156. Siak, Riau157. Mamuju Tengah, Sulawesi Barat158. Mamuju Utara, Sulawesi Barat159. Mamuju, Sulawesi Barat160. Majene, Sulawesi Barat161. Pangkajene, Sulawesi Selatan162. Barru, Sulawesi Selatan163. Gowa, Sulawesi Selatan164. Maros, Sulawesi Selatan165. Luwu Timur, Sulawesi Selatan166. Tana Toraja, Sulawesi Selatan167. Kep Selayar, Sulawesi Selatan168. Soppeng, Sulawesi Selatan169. Luwu Utara, Sulawesi Selatan170. Bulukumba, Sulawesi Selatan171. Toraja Utara, Sulawesi Selatan172. Banggai Laut, Sulawesi Tengah173. Tojo Una-Una, Sulawesi tengah174. Poso, Sulawesi Tengah175. Toli-Toli, Sulawesi Tengah176. Morowali Utara, Sulawesi Tengah177. Sigi, Sulawesi Tengah178. Banggai, Sulawesi Tengah179. Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara180. Buton Utara, Sulawesi Tenggara181. Konawe Selatan, Sulawesi Tenggara182. Muna, Sulawesi Tenggara183. Konawe Kepulauan, Sulawesi Tenggara184. Konawe Utara, Sulawesi Tenggara185. Wakatobi, Sulawesi Tenggara186. Bolaang Mongondow Bolmong Timur, Sulawesi Utara187. Minahasa Utara, Sulawesi Utara188. Minahasa Selatan, Sulawesi Utara189. Bolaang Mongondow Bolmong Selatan, Sulawesi Utara190. Solok, Sumatera Barat191. Dharmasraya, Sumbar192. Solok Selatan, Sumbar193. Pasaman Barat, Sumbar194. Pasaman, Sumbar195. Pesisir Selatan, Sumbar196. Sijunjung, Sumbar197. Tanah Datar, Sumbar198. Padang Pariaman, Sumbar199. Agam, Sumbar200. Lima Puluh Kota, Sumbar201. Musirawas Utara, Sumatera Selatan202. Penukal Abab Lematang Ilir, Sumatera Selatan203. Ogan Komering Hulu, Sumsel204. Ogan Ilir, Sumsel205. Ogan Komering Ulu OKU Selatan, Sumsel206. Musi Rawas, Sumsel207. Ogan Komering Ulu OKU Timur, Sumsel208. Serdang Bedagai, Sumatera Utara209. Tapanuli Selatan, Sumatera Utara210. Toba Samosir, Sumatera Utara211. Labuhan Batu, Sumatera Utara212. Asahan, Sumatera Utara213. Pakpak Bharat, Sumatera Utara214. Humbang Hasundutan, Sumatera Utara215. Samosir, Sumatera Utara216. Simalungun, Sumatera Utara217. Labuhanbatu Utara, Sumatera Utara218. Labuhanbatu Selatan, Sumatera Utara219. Karo, Sumatera Utara220. Nias Selatan, Sumatera Utara221. Nias Utara, Sumatera Utara222. Nias Barat, Sumatera Utara223. Nias, Sumatera Utara224. Mandailing Natal, Sumatera Utara - Sosial Budaya Penulis Iswara N RadityaEditor Agung DH

hasil survei pilkada bima 2020